makalah media 3 dimensi

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
MEDIA 3 DIMENSI


DOSEN PENGAMPU : DIAN PERTIWI RASMI, S.Pd.,M.Pd
NAMA KELOMPOK  1 :
1.      DINDA AURA NATASYA                         A1C317077
2.      LUGY RIVALDO                                      A1C317011
3.      SYINDI AGNIA                                         A1C317039
4.      WENI SUKARNI                                      A1C317035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.       Latar Belakang
1.1  Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata Media merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar).
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
(1)       Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian,
(2)       Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan,
(3)       Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Fakta ini diperkuat bahwa hasil belajar matematika untuk siswa secara umum masih jauh dari harapan, meskipun untuk perorangan prestasi hasil belajar mampu mencapai taraf optimal. Sementara itu hasil belajar matematika pada ujian nasional, dari semua tingkat dan jenjang pendidikan selalu terpaku pada angka yang rendah. Keadaan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran matematika dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
1.2  Media 3 Dimensi
1.2.1 Pengertian Media 3 dimensi
Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan tinggi/tebal.Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
 
1.2.2 Jenis-jenis media 3 Dimensi          
      a. Model Padat (solid model)
Yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran. Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan lebih mantap.



b. Model penampang (cuteway model)
Yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. Beberapa contoh model penampang adalah: Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang     belulang, paru-paru, jantung, bagian ginjal. Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah-buahan. Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.
c. Model kerja (working model)
Yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada siswa. Beberapa contoh model kerja adalah: Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.Peralatan musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin. Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam diagram. Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan pemandangan sebenarnya. Contoh:  Diorama di bagian bawah Monas Jakarta.
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
c. Model Susun (Builed-up Model)
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak. Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari model irisan. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti semula
 
1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media 3 Dimensi
Menurut Moedjiono (1992)  kelebihan dari media visual tiga dimensi:
1)        Memberikan pengalaman secara langsung.
2)        Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme.
3)        Dapat menunjukkan objek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya.
4)        Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
5)        Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Kelemahan media tiga dimensi :
1)      Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah.
2)      Penyimpannay memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
3)      Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya besar.
4)      Anak tuna netra sulit membandingkannya.
1.2.4 Karakteristik Media 3 Dimensi
Secara umum karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai berikut :
     1.      Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak.
     2.      Penyajiannya berada dalam kontrol guru.
     3.      Cara penyimpannya mudah(praktis).
     4.      Dapat mengatasi keterbatasan ruamg,waktu, dan indera.
     5.      Menyajikan objek-objek secara diam.
     6.      Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap.
     7.      Lebih mahal dari kelompok grafis.
     8.      Sesuai untuk mengajarkan ketrampilan tertentu.
     9.      Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individu.
    10.  Praktis digunakan untuk semua ukuran ruang kelas.
    11.  Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.
II.    TUJUAN
Tujuan dari pembuatan alat sederhana ini adalah :
       1.      Memperagakan model sederhana dari spektroskop.
       2.      Mengetahui konsep cahaya tentang Spektrum Cahaya
       3.      Mengetahui cahaya monokromatik dan polikromatik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spektroskop
Spektroskop adalah alat untuk melihat spektrum cahaya. Pertama, cahaya adalah gelombang. Gelombang mempunyai frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan. Cahaya dengan panjang gelombang tertentu memiliki warna tertentu juga. Misalnya, 650 nm adalah merah, sedangkan 400 nm adalah biru. Nilai panjang gelombang yang lain menentukan warnanya, seperti yang terdapat pada pelangi.
Sekarang, cahaya bisa dicampur. Misalnya, campuran semua warna pelangi menjadi putih, sedangkan merah dicampur hijau menjadi kuning. Spektrum merupakan susunan warna-warna yang menghasilkan suatu warna. Misalnya, merah dan hijau dengan intensitas sama menjadi kuning. Jika hijaunya sedikit, dihasilkan oranye.
Pertama, cahaya adalah gelombang. Memang cahaya adalah partikel, tapi cahaya adalah gelombang. Gelombang mempunyai frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan. Cahaya dengan panjang gelombang tertentu memiliki warna tertentu juga. Misalnya, 650 nm adalah merah, sedangkan 400 nm adalah biru. Nilai panjang gelombang yang lain menentukan warnanya, seperti yang terdapat pada pelangi.
Spektroskopi menggunakan prinsip difraksi dan interferensi untuk memisahkan cahaya yang dihasilkan suatu objek menjadi garis-garis warna berbeda yang dikenal dengan Spektrum. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik). nterferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru. Thomas Young dengan menggunakan percobaan celah ganda telah dapat mengukur panjang gelombang cahaya. Masalahnya adalah pola interferensi yang dihasilkan oleh celah ganda terlalu menyebar (kurang tajam). Cahaya dihalangi oleh penghalang yang memiliki lebih banyak celah dengan lebar sama dan jarak antar celah yang berdekatan juga sama, diperoleh pola pita-pita terang lebih tajam atau disebut pola terang. Jadi, untuk mengukur panjang gelombang dengan lebih teliti harus harus digunakan penghalang yang memiliki banyak celah. Ini disebut dengan kisi difraksi.
Kisi difraksi adalah alat yang berguna untuk menganalisis sumber-sumber cahaya. Sebuah kisi terdiri atas banyak celah sejajar yang berjarak sama, biasanya dibuat dengan cara membuat goresan garis-garis sejajar pada sekeping kaca dengan menggunakan teknik mesin yang sangat akurat. Ternyata hal seperti ini terdapat pada CD/ DVD, ketika ada cahaya memantul pada bahan tersebut terjadi penguraian warna. 
Suatu kisi difraksi terdiri dari sejumlah besar celah sejajar yang serba sama yaitu:
     ·         Kisi transmisi yaitu suatu kisi dengan celah cahaya yang melewatinya.
     ·         Kisi refleksi yaitu suatu kisi dengan celah cahaya yang memantulkan cahaya.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada yaitu :
     1.      CD/DVD bekas                      1 buah
     2.      Karton                                     2 buah
     3.      Kardus bekas                          1 buah
     4.      Gunting                                   1 buah
     5.      Double tip                               1 buah
     6.      Penggaris                                1 buah
     7.      Lakban                                    1 buah
     8.      Pensil                                       1 buah
     9.      Penghapus                               1 buah
    10.   Senter                                     1 buah
2.3 Prosedur Kerja
1). Buatlah model balok pada  karton dengan ukuran 16 cm x 20 cm.
2). Guntinglah model balok tersebut dan bentuklah menjadi sebuah  balok.
3). Buatlah pola balok yang sama pada kardus, kemudian gunting.
4). Lubangi sisi bagian atas balok  untuk tempat pengamatan cutter.
5).Gulung karton membentuk silinder tanpa alas dengan panjang 12 cm. Kemudian memasukkan ke dalam lubang tersebut. Ini akan menjadi tempat pengamatan kita.
6). Lubangi salah satu sisi dengan celah yang kecil untuk tempat cahaya senter masuk menggunakan cutter.
7). Letakkan CD/DVD di bagian tengah sebelah kanan dan rekatkan dengan double tip.
8). Tutuplah balok dengan karton hitam dan beri hiasan sesuai selera.
2.4 Cara Kerja
Jika sebuah berkas cahaya putih (senter) jatuh pada sebuah permukaan keeping CD/VCD dengan membentuk sudut terhadap permukaan tersebut kemudian memantulkan cahaya dari keeping CD/VCD, maka cahaya putih itu akan diuraikan atau didespersikan menjadi spektrum warna. Fenomena ini membuat Newton percaya bahwa cahaya putih merupakan campuran dari komponen-komponen warna. Despersi atau penguraian warna terjadi di dalam CD/VCD karena kecepatan gelombang cahaya di dalam CD/VCD berbeda untuk setiap panjang gelombang.
                                                                                                             
           
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     1.      Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional.
     2.      Media 3 dimensi merupakan alat peraga dimana membantu guru untuk menyampaikan pelajaran terhadap siswa dengan menggunakan benda-benda tiruan dimana alat tersebut dapat diraba dan dilihat atau tidak abstrak  media tiga dimensi mempunyai beberapa karakteristik yaitu Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak,   Penyajiannya berada dalam kontrol guru,  Cara penyimpannya mudah(praktis), Dapat mengatasi keterbatasan ruamg,waktu, dan indera,  Menyajikan objek-objek secara diam, Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, Lebih mahal dari kelompok grafis.
   3.      Macam-macam media pembelajran yaitu berupa spesimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh, meliputi makhluk hidup dan benda tak hidup. Makhluk hidup, yang ditampilkan adalah yang masih bisa hidup atau mati. Objek yang dimaksud dengan objek yaitu benda yang sebenarnya sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindahkan dari tempat aslinya. Karena yang sebenarnya dapat dijadikan media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Azhar.2003.Media Pembelajaran.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Rohani,Ahmad.2014.Media Instruksional Edukatif.Jakarta:Rineka Cipta.
Sadiman,Arif.1996.Media Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sentralisasi dan Desentralisasi Pendidikan, dan Manajemen Berbasis Sekolah

Intensitas Cahaya

KONSEP DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN